Baru-baru ini sebuah tim yang dibentuk oleh 73 astronom yang berasal dari berbagai negara memastikan bahwa mereka telah menemukan planet yang mirip bumi yang paling kecil di luar tata surya. Planet yang paling mirip dengan Bumi di luar tata surya kita sampai saat ini, permukaannya kemungkinan tertutup oleh air. Planet itu mengorbit bintang Gliese 581, yang terletak 20,5 tahun cahaya di gugus bintang Libra. Para ilmuwan menemukan planet itu dengan menggunakan teleskop khusus di Cili.
Mereka mengatakan suhu yang hangat dan nyaman di planet itu berarti permukaan planet diisi oleh air, yang secara teoritis dapat mempertahankan kehidupan. Benda yang mirip planet bumi ini jaraknya 28.000 tahun cahaya jauhnya, dan mataharinya adalah sebuah bintang cebol merah yang tidak tinggi, karenanya suhu pada permukaan planet ini kurang lebih berkisar antara 220 derajat Celcius di bawah nol.
Berdasarkan bintang tetap yang menyandarnya, ilmuwan yang menemukan planet ini memberi nama OGLE-2005-BLG-390Lb, bintang tetap ini sama seperti dengan matahari kita, berada di dalam sistem galaksi. Selama 11 tahun ini, sudah lebih dari 170 planet di luar sistem galaksi ditemukan, tapi sebagian besar mereka lebih besar daripada bumi. Volume mereka umumnya sangat besar seperti planet Jupiter, dan tidak mudah jika hendak mengamatinya, mereka baru bisa ditemui saat melewati bintang tetap.
Namun, karena pengaruh gravitasi dapat membuat cahaya bintang melengkung, sehingga menyebabkan fenomena pengamatan yang tidak stabil, ketika mengamati volume planet yang lebih kecil, dampak yang ditimbulkan tidak begitu besar. Pada 1912 Einstein telah mengemukakan fenomena lensa micro lensing, dan karena teori ini jugalah kemudian dapat menemukan planet mirip bumi ini. Yang dimaksud micro lensing adalah bintang tetap yang berada di garis penglihatan, gravitasinya membuat garis cahaya bintang tetap jauh atau pemandangan planet-planet mirip bumi lainnya merapat, sehingga menimbulkan fenomena yang semakin terang.
Sabtu, 22 Januari 2011
Sabtu, 15 Januari 2011
Ternyata benar, Benua Atlantis yang hilang itu adalah INDONESIA
Plato pernah menulis tentang Atlantis pada masa dimana Yunani masih menjadi pusat kebudayaan Dunia Barat (Western World). Sampai saat ini belum dapat dideteksi apakah sang ahli falsafah ini hanya menceritakan sebuah mitos, moral fable, science fiction, ataukah sebenarnya dia menceritakan sebuah kisah sejarah. Ataukah pula dia menjelaskan sebuah fakta secara jujur bahwa Atlantis adalah sebuah realitas absolut ?
Kisah-kisah sejenis atau mirip kisah Atlantis ini yang berakhir dengan bencana banjir dan gempa bumi, ternyata juga ditemui dalam kisah-kisah sakral tradisional di berbagai bagian dunia, yang diceritakan dalam bahasa setempat. Menurut Santos, ukuran waktu yang diberikan Plato 11.600 tahun BP (Before Present), secara tepat bersamaan dengan berakhirnya Zaman Es Pleistocene, yang juga menimbulkan bencana banjir dan gempa yang sangat hebat.
Bencana alam beruntun ini menurut Santos dimulai dengan ledakan dahsyat gunung Krakatau, yang memusnahkan seluruh gunung itu sendiri, dan membentuk sebuah kaldera besar yaitu selat Sunda yang jadinya memisahkan pulau Sumatera dan Jawa.
Letusan ini menimbulkan tsunami dengan gelombang laut yang sangat tinggi, yang kemudian menutupi dataran-dataran rendah diantara Sumatera dengan Semenanjung Malaysia, diantara Jawa dan Kalimantan, dan antara Sumatera dan Kalimantan. Abu hasil letusan gunung Krakatau yang berupa ‘fly-ash’ naik tinggi ke udara dan ditiup angin ke seluruh bagian dunia yang pada masa itu sebagian besar masih ditutup es (Zaman Es Pleistocene) .
Abu ini kemudian turun dan menutupi lapisan es. Akibat adanya lapisan abu, es kemudian mencair sebagai akibat panas matahari yang diserap oleh lapisan abu tersebut.
Gletser di kutub Utara dan Eropah kemudian meleleh dan mengalir ke seluruh bagian bumi yang rendah, termasuk Indonesia. Banjir akibat tsunami dan lelehan es inilah yang menyebabkan air laut naik sekitar 130 meter diatas dataran rendah Indonesia. Dataran rendah di Indonesia tenggelam dibawah muka laut, dan yang tinggal adalah dataran tinggi dan puncak-puncak gunung berapi.
Tekanan air yang besar ini menimbulkan tarikan dan tekanan yang hebat pada lempeng-lempeng benua, yang selanjutnya menimbulkan letusan-letusan gunung berapi selanjutnya dan gempa bumi yang dahsyat. Akibatnya adalah berakhirnya Zaman Es Pleitocene secara dramatis.
Plato juga menyebutkan bahwa luas benua Atlantis yang hilang itu “….lebih besar dari Lybia (Afrika Utara) dan Asia Kecil digabung jadi satu…”. Luas ini persis sama dengan luas kawasan Indonesia ditambah dengan luas Laut China Selatan.
Menurut Profesor Santos, para ahli yang umumnya berasal dari Barat, berkeyakinan teguh bahwa peradaban manusia berasal dari dunia mereka. Tapi realitas menunjukkan bahwa Atlantis berada di bawah perairan Indonesia dan bukan di tempat lain.
Walau dikisahkan dalam bahasa mereka masing-masing, ternyata istilah-istilah yang digunakan banyak yang merujuk ke hal atau kejadian yang sama.
Santos menyimpulkan bahwa penduduk Atlantis terdiri dari beberapa suku/etnis, dimana 2 buah suku terbesar adalah Aryan dan Dravidas.
Semua suku bangsa ini sebelumya berasal dari Afrika 3 juta tahun yang lalu, yang kemudian menyebar ke seluruh Eurasia dan ke Timur sampai Auatralia lebih kurang 1 juta tahun yang lalu. Di Indonesia mereka menemukan kondisi alam yang ideal untuk berkembang, yang menumbuhkan pengetahuan tentang pertanian serta peradaban secara menyeluruh. Ini terjadi pada zaman Pleistocene.
Pada Zaman Es itu, Atlantis adalah surga tropis dengan padang-padang yang indah, gunung, batu-batu mulia, metal berbagai jenis, parfum, sungai, danau, saluran irigasi, pertanian yang sangat produktif, istana emas dengan dinding-dinding perak, gajah, dan bermacam hewan liar lainnya. Menurut Santos, hanya Indonesialah yang sekaya ini (!). Ketika bencana yang diceritakan diatas terjadi, dimana air laut naik setinggi kira-kira 130 meter, penduduk Atlantis yang selamat terpaksa keluar dan pindah ke India, Asia Tenggara, China, Polynesia, dan Amerika.
Suku Aryan yang bermigrasi ke India mula-mula pindah dan menetap di lembah Indus. . Karena glacier Himalaya juga mencair dan menimbulkan banjir di lembah Indus, mereka bermigrasi lebih lanjut ke Mesir, Mesopotamia, Palestin, Afrika Utara, dan Asia Utara.
Di tempat-tempat baru ini mereka kemudian berupaya mengembangkan kembali budaya Atlantis yang merupakan akar budaya mereka.
Catatan terbaik dari tenggelamnya benua Atlantis ini dicatat di India melalui tradisi-tradisi cuci di daerah seperti Lanka, Kumari Kandan, Tripura, dan lain-lain. Mereka adalah pewaris dari budaya yang tenggelam tersebut.
Suku Dravidas yang berkulit lebih gelap tetap tinggal di Indonesia. Migrasi besar-besaran ini dapat menjelaskan timbulnya secara tiba-tiba atau seketika teknologi maju seperti pertanian, pengolahan batu mulia, metalurgi, agama, dan diatas semuanya adalah bahasa dan abjad di seluruh dunia selama masa yang disebut Neolithic Revolution.
Bahasa-bahasa dapat ditelusur berasal dari Sansekerta dan Dravida. Karenanya bahasa-bahasa di dunia sangat maju dipandang dari gramatika dan semantik. Contohnya adalah abjad. Semua abjad menunjukkan adanya “sidik jari” dari India yang pada masa itu merupakan bagian yang integral dari Indonesia.
Dari Indonesialah lahir bibit-bibit peradaban yang kemudian berkembang menjadi budaya lembah Indus, Mesir, Mesopotamia, Hatti, Junani, Minoan, Crete, Roma, Inka, Maya, Aztek, dan lain-lain. Budaya-budaya ini mengenal mitos yang sangat mirip. Nama Atlantis diberbagai suku bangsa disebut sebagai Tala, Attala, Patala, Talatala, Thule, Tollan, Aztlan, Tluloc, dan lain-lain.
Itulah ringkasan teori Profesor Santos yang ingin membuktikan bahwa benua atlantis yang hilang itu sebenarnya berada di Indonesia. Bukti-bukti yang menguatkan Indonesia sebagai Atlantis, dibandingkan dengan lokasi alternative lainnya disimpulkan Profesor Santos dalam suatu matrix yang disebutnya sebagai ‘Checklist’.
Terlepas dari benar atau tidaknya teori ini, atau dapat dibuktikannya atau tidak kelak keberadaan Atlantis di bawah laut di Indonesia, teori Profesor Santos ini sampai saat ini ternyata mampu menarik perhatian orang-orang luar ke Indonesia. Teori ini juga disusun dengan argumentasi atau hujjah yang cukup jelas.
Kalau ada yang beranggapan bahwa kualitas bangsa Indonesia sekarang sama sekali “tidak meyakinkan” untuk dapat dikatakan sebagai nenek moyang dari bangsa-bangsa maju yang diturunkannya itu, maka ini adalah suatu proses maju atau mundurnya peradaban yang memakan waktu lebih dari sepuluh ribu tahun. Contoh kecilnya, ya perbandingan yang sangat populer tentang orang Malaysia dan Indonesia; dimana 30 tahunan yang lalu mereka masih belajar dari kita, dan sekarang mereka relatif berada di depan kita.
Allah SWT juga berfirman bahwa nasib manusia ini memang dipergilirkan. Yang mulia suatu saat akan menjadi hina, dan sebaliknya. Profesor Santos akan terus melakukan penelitian lapangan lebih lanjut guna membuktikan teorinya. Kemajuan teknologi masa kini seperti satelit yang mampu memetakan dasar lautan, kapal selam mini untuk penelitian (sebagaimana yang digunakan untuk menemukan kapal ‘Titanic’), dan beragam peralatan canggih lainnya diharapkannya akan mampu membantu mencari bukti-bukti pendukung yang kini diduga masih tersembunyi di dasar laut di Indonesia.
Plato bercerita bahwa Atlantis adalah sebuah negara makmur dengan emas, batuan mulia, dan ‘mother of all civilazation’ dengan kerajaan berukuran benua yang menguasai pelayaran, perdagangan, menguasai ilmu metalurgi, memiliki jaringan irigasi, dengan kehidupan berkesenian, tarian, teater, musik, dan olahraga.
Warga Atlantis yang semula merupakan orang-orang terhormat dan kaya, kemudian berubah menjadi ambisius. Yang kuasa kemudian menghukum mereka dengan mendatangkan banjir, letusan gunung berapi, dan gempa bumi yang sedemikian dahsyatnya sehingga menenggelamkan seluruh benua itu.
Kisah-kisah sejenis atau mirip kisah Atlantis ini yang berakhir dengan bencana banjir dan gempa bumi, ternyata juga ditemui dalam kisah-kisah sakral tradisional di berbagai bagian dunia, yang diceritakan dalam bahasa setempat. Menurut Santos, ukuran waktu yang diberikan Plato 11.600 tahun BP (Before Present), secara tepat bersamaan dengan berakhirnya Zaman Es Pleistocene, yang juga menimbulkan bencana banjir dan gempa yang sangat hebat.
Bencana ini menyebabkan punahnya 70% dari species mamalia yang hidup saat itu, termasuk kemungkinan juga dua species manusia : Neandertal dan Cro-Magnon.
Sebelum terjadinya bencana banjir itu, pulau Sumatera, pulau Jawa, Kalimantan dan Nusa Tenggara masih menyatu dengan semenanjung Malaysia dan benua Asia.
Posisi Indonesia terletak pada 3 lempeng tektonis yang saling menekan, yang menimbulkan sederetan gunung berapi mulai dari Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan terus ke Utara sampai ke Filipina yang merupakan bagian dari ‘Ring of Fire’.
Gunung utama yang disebutkan oleh Santos, yang memegang peranan penting dalam bencana ini adalah Gunung Krakatau dan ‘sebuah gunung lain’ (kemungkinan Gunung Toba). Gunung lain yang disebut-sebut (dalam kaitannya dengan kisah-kisah mytologi adalah Gunung Semeru, Gunung Agung, dan Gunung Rinjani.
Bencana alam beruntun ini menurut Santos dimulai dengan ledakan dahsyat gunung Krakatau, yang memusnahkan seluruh gunung itu sendiri, dan membentuk sebuah kaldera besar yaitu selat Sunda yang jadinya memisahkan pulau Sumatera dan Jawa.
Letusan ini menimbulkan tsunami dengan gelombang laut yang sangat tinggi, yang kemudian menutupi dataran-dataran rendah diantara Sumatera dengan Semenanjung Malaysia, diantara Jawa dan Kalimantan, dan antara Sumatera dan Kalimantan. Abu hasil letusan gunung Krakatau yang berupa ‘fly-ash’ naik tinggi ke udara dan ditiup angin ke seluruh bagian dunia yang pada masa itu sebagian besar masih ditutup es (Zaman Es Pleistocene) .
Abu ini kemudian turun dan menutupi lapisan es. Akibat adanya lapisan abu, es kemudian mencair sebagai akibat panas matahari yang diserap oleh lapisan abu tersebut.
Gletser di kutub Utara dan Eropah kemudian meleleh dan mengalir ke seluruh bagian bumi yang rendah, termasuk Indonesia. Banjir akibat tsunami dan lelehan es inilah yang menyebabkan air laut naik sekitar 130 meter diatas dataran rendah Indonesia. Dataran rendah di Indonesia tenggelam dibawah muka laut, dan yang tinggal adalah dataran tinggi dan puncak-puncak gunung berapi.
Tekanan air yang besar ini menimbulkan tarikan dan tekanan yang hebat pada lempeng-lempeng benua, yang selanjutnya menimbulkan letusan-letusan gunung berapi selanjutnya dan gempa bumi yang dahsyat. Akibatnya adalah berakhirnya Zaman Es Pleitocene secara dramatis.
Dalam bukunya Plato menyebutkan bahwa Atlantis adalah negara makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu. Padahal zaman pada waktu itu adalah Zaman Es, dimana temperatur bumi secara menyeluruh adalah kira-kira 15 derajat Celcius lebih dingin dari sekarang.
Lokasi yang bermandi sinar matahari pada waktu itu hanyalah Indonesia yang memang terletak di katulistiwa.
Plato juga menyebutkan bahwa luas benua Atlantis yang hilang itu “….lebih besar dari Lybia (Afrika Utara) dan Asia Kecil digabung jadi satu…”. Luas ini persis sama dengan luas kawasan Indonesia ditambah dengan luas Laut China Selatan.
Menurut Profesor Santos, para ahli yang umumnya berasal dari Barat, berkeyakinan teguh bahwa peradaban manusia berasal dari dunia mereka. Tapi realitas menunjukkan bahwa Atlantis berada di bawah perairan Indonesia dan bukan di tempat lain.
Walau dikisahkan dalam bahasa mereka masing-masing, ternyata istilah-istilah yang digunakan banyak yang merujuk ke hal atau kejadian yang sama.
Santos menyimpulkan bahwa penduduk Atlantis terdiri dari beberapa suku/etnis, dimana 2 buah suku terbesar adalah Aryan dan Dravidas.
Semua suku bangsa ini sebelumya berasal dari Afrika 3 juta tahun yang lalu, yang kemudian menyebar ke seluruh Eurasia dan ke Timur sampai Auatralia lebih kurang 1 juta tahun yang lalu. Di Indonesia mereka menemukan kondisi alam yang ideal untuk berkembang, yang menumbuhkan pengetahuan tentang pertanian serta peradaban secara menyeluruh. Ini terjadi pada zaman Pleistocene.
Pada Zaman Es itu, Atlantis adalah surga tropis dengan padang-padang yang indah, gunung, batu-batu mulia, metal berbagai jenis, parfum, sungai, danau, saluran irigasi, pertanian yang sangat produktif, istana emas dengan dinding-dinding perak, gajah, dan bermacam hewan liar lainnya. Menurut Santos, hanya Indonesialah yang sekaya ini (!). Ketika bencana yang diceritakan diatas terjadi, dimana air laut naik setinggi kira-kira 130 meter, penduduk Atlantis yang selamat terpaksa keluar dan pindah ke India, Asia Tenggara, China, Polynesia, dan Amerika.
Suku Aryan yang bermigrasi ke India mula-mula pindah dan menetap di lembah Indus. . Karena glacier Himalaya juga mencair dan menimbulkan banjir di lembah Indus, mereka bermigrasi lebih lanjut ke Mesir, Mesopotamia, Palestin, Afrika Utara, dan Asia Utara.
Di tempat-tempat baru ini mereka kemudian berupaya mengembangkan kembali budaya Atlantis yang merupakan akar budaya mereka.
Catatan terbaik dari tenggelamnya benua Atlantis ini dicatat di India melalui tradisi-tradisi cuci di daerah seperti Lanka, Kumari Kandan, Tripura, dan lain-lain. Mereka adalah pewaris dari budaya yang tenggelam tersebut.
Suku Dravidas yang berkulit lebih gelap tetap tinggal di Indonesia. Migrasi besar-besaran ini dapat menjelaskan timbulnya secara tiba-tiba atau seketika teknologi maju seperti pertanian, pengolahan batu mulia, metalurgi, agama, dan diatas semuanya adalah bahasa dan abjad di seluruh dunia selama masa yang disebut Neolithic Revolution.
Bahasa-bahasa dapat ditelusur berasal dari Sansekerta dan Dravida. Karenanya bahasa-bahasa di dunia sangat maju dipandang dari gramatika dan semantik. Contohnya adalah abjad. Semua abjad menunjukkan adanya “sidik jari” dari India yang pada masa itu merupakan bagian yang integral dari Indonesia.
Dari Indonesialah lahir bibit-bibit peradaban yang kemudian berkembang menjadi budaya lembah Indus, Mesir, Mesopotamia, Hatti, Junani, Minoan, Crete, Roma, Inka, Maya, Aztek, dan lain-lain. Budaya-budaya ini mengenal mitos yang sangat mirip. Nama Atlantis diberbagai suku bangsa disebut sebagai Tala, Attala, Patala, Talatala, Thule, Tollan, Aztlan, Tluloc, dan lain-lain.
Itulah ringkasan teori Profesor Santos yang ingin membuktikan bahwa benua atlantis yang hilang itu sebenarnya berada di Indonesia. Bukti-bukti yang menguatkan Indonesia sebagai Atlantis, dibandingkan dengan lokasi alternative lainnya disimpulkan Profesor Santos dalam suatu matrix yang disebutnya sebagai ‘Checklist’.
Terlepas dari benar atau tidaknya teori ini, atau dapat dibuktikannya atau tidak kelak keberadaan Atlantis di bawah laut di Indonesia, teori Profesor Santos ini sampai saat ini ternyata mampu menarik perhatian orang-orang luar ke Indonesia. Teori ini juga disusun dengan argumentasi atau hujjah yang cukup jelas.
Kalau ada yang beranggapan bahwa kualitas bangsa Indonesia sekarang sama sekali “tidak meyakinkan” untuk dapat dikatakan sebagai nenek moyang dari bangsa-bangsa maju yang diturunkannya itu, maka ini adalah suatu proses maju atau mundurnya peradaban yang memakan waktu lebih dari sepuluh ribu tahun. Contoh kecilnya, ya perbandingan yang sangat populer tentang orang Malaysia dan Indonesia; dimana 30 tahunan yang lalu mereka masih belajar dari kita, dan sekarang mereka relatif berada di depan kita.
Allah SWT juga berfirman bahwa nasib manusia ini memang dipergilirkan. Yang mulia suatu saat akan menjadi hina, dan sebaliknya. Profesor Santos akan terus melakukan penelitian lapangan lebih lanjut guna membuktikan teorinya. Kemajuan teknologi masa kini seperti satelit yang mampu memetakan dasar lautan, kapal selam mini untuk penelitian (sebagaimana yang digunakan untuk menemukan kapal ‘Titanic’), dan beragam peralatan canggih lainnya diharapkannya akan mampu membantu mencari bukti-bukti pendukung yang kini diduga masih tersembunyi di dasar laut di Indonesia.
Ramalan Jayabaya 2
Pada tulisan sebelumnya : Ngintip ramalan bagian 1, diungkap bagaimana sang Prabu pada masanya sudah bisa melihat akan adanya pesawat terbang (perahu mlaku ana ing awang). Bagaimana tahu pulau Jawa dikelilingi rel kereta api (bahasa simbolisnya : tanah jawa berkalung besi). Apakah itu bukan akurat ramalannya... Padahal jaman dulu itu boro-boro ada pesawat, orang bepergian masih pake kereta kuda..
Sebenarnya Jangka Jayabaya ini adalah hasil terjemahan Pujangga besar : R.Ng Ranggawarsita ( 1804-1873 M/ sastrawan, filsuf dan juga peramal) dari hasil karya -karya ramalan Prabu Jayabaya yang telah dikumpulkan pustaka kraton Surakarta, sehingga yang digunakan adalah bahasa jawa sekarang, bukan aslinya Bahasa Jawa Kuno
Ingin ngintip lebih lanjut Jangka (ramalan) Jayabaya, silahkan menyimak tulisan saya dibawah
(Petikan Serat ini saya terjemahkan dan tafsirkan sesuai bahasa yang saya mengerti dan berbagai masukan dari pinisepuh tanah Jawi)
Akeh bapa lali anak. Akeh anak wani nglawan ibu.
Nantang bapa.Sedulur padha cidra.
Kulawarga padha curiga.Kanca dadi mungsuh.
Akeh manungsa lali asale.
Ukuman Ratu ora adil.Akeh pangkat sing jahat lan ganjil.
Akeh kelakuan sing ganjil.
· Banyak bapak melupakan anaknya. Banyak anak melawan bapaknya (orang tua) (=>di infotaintment banyak menayangkan)
· Saudara saling menyakiti keluarga
· Masa bekerja, ingin hidup seperti raja, mengumbar nafsu angkara murka, mengandalkan perbuatan cidra.
· Orang Benar terpaku diam, Orang Salah bersenang-senang, Orang Baik Tersingkirkan
Wong apik-apik padha kapencil. Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin.Luwih utama ngapusi.Wegah nyambut gawe.
Kepingin urip mewah.Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka.
·Orang baik terkucilkan. Banyak orang bekerja baik-baik /jujur yang malah malu
·Lebih baik berdusta
·Malas bekerja. Ingin hidup mewah
·Mengumbar angkara murka /kejahatan, mengagung-agungkan kejahatan
Wong bener thenger-thenger. Wong salah bungah.
Wong apik ditampik-tampik. Wong jahat munggah pangkat.
Wong agung kasinggung. Wong ala kapuja.
·Orang Benar terpaku. Orang Salah bergembira
·Orang Baik ditolak di mana-mana. Orang Jahat naik pangkat
·Orang Besar tersinggung. Orang Jelek dipuja
Wong wadon ilang kawirangane.
Wong lanang ilang kaprawirane.
Akeh wong lanang ora duwe bojo.
Akeh wong wadon ora setya marang bojone.
Akeh ibu padha ngedol anake.
Akeh wong wadon ngedol awake.
Akeh wong ijol bebojo.
Wong wadon nunggang jaran.
Wong lanang linggih plangki.
·Orang perempuan hilang malunya
·Lelaki hilang keberaniannya/ jadi pengecut
·Banyak laki-laki tidak beristri (=> menurut sensus jumlah perempuan lebih banyak)
·Banyak Wanita tidak setia/ berselingkuh
·Banyak ibu menjual anaknya
·Banyak wanita menjual diri, prostitusi (dalam berbagai bentuk)
·Wanita naik kuda (tafsir= wanita banyak menduduki posisi penting di pemerintahan)
·Laki-laki duduk di belakang (lelaki yang hilang martabatnya sebagai laki-laki)
Randha seuang loro.Prawan seaga lima.
Dhudha pincang laku sembilan uang.
·Janda seuang dapat 2 orang ( 50 sen) ( =banyak wanita mudah yang bercerai )· Perawan dijual murah
·Duda pincang laku 9 keping, (lebih mahal)
Akeh wong ngedol ngelmu.
Akeh wong ngaku-aku. Njabane putih njerone dhadhu.
Ngakune suci, nanging sucine palsu.Akeh bujuk akeh lojo.
Akeh udan salah mangsa.
Akeh prawan tuwa.Akeh randha nglairake anak.
Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne.
Agama akeh sing nantang.
·Banyak orang menjual "ilmu" (agama) (=>sekarang banyak orang mencari popularitas, politik, uang berkedok agama)
·Banyak orang mengaku-aku, Luarnya "PUTIH" dalamnya "MERAH DADU" (=>serigala berbulu domba)
·Mengaku "suci", tapi "sucinya" palsu. Banyak yang menipu
·Banyak hujan salah musim,
·Banyak perawan tua, banyak bayi tanpa bapak (lahir diluar nikah)
·Agama banyak yang menentang
Prikamanungsan saya ilang.
Omah suci dibenci. Omah ala saya dipuja.
Wong wadon lacur ing ngendi-endi.
Akeh laknat.Akeh pengkianat.
Anak mangan bapak. Sedulur mangan sedulur. Kanca dadi mungsuh.
Guru disatru. Tangga padha curiga
·Perikemanusiaan semakin hilang, tempat ibadah dibenci,
·Tempat maksiat dipuja, Prostitusi di mana-mana
·Banyak laknat, pengkhianat
·Anak mengorbankan bapak(berani), saudara tega dengan saudara
·Teman jadi musuh, Guru dilawan. Tetangga saling curiga
Kana-kene saya angkara murka.
Sing weruh kebubuhan.
Sing ora weruh ketutuh.
Besuk yen ana peperangan.
Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor.
Akeh wong becik saya sengsara.
Wong jahat saya seneng.
Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul.
·Sana-sini semakin terjadi angkara murka
·Yang tahu terjebak, yang tidak tahu tersentuh
·Besok jika ada peperangan di timur,barat, utara ,selatan (berbagai belahan dunia dan negara)
·Banyak rakyat kecil menderita, orang jahat semakin bergembira
·Waktu itu banyak Dandang (tempat menanak nasi) dibunyikan oleh burung kuntul (sejenis burung sawah)
Wong salah dianggep bener. Pengkhianat nikmat.
Durjana saya sempurna. Wong jahat munggah pangkat. Wong lugu kebelenggu.
·Orang salah dianggap benar, pengkhianat nikmat, durjana semakin sempurna
·Orang jahat naik pangkat, Orang lugu/jujur terbelenggu/ dipenjara
Wong mulya dikunjara. Sing curang garang.Sing jujur kojur.
Pedagang akeh sing keplarang.
Wong main akeh sing ndadi.
·Orang berhati mulya dipenjara. Yang curang semakin garang/ berani, yang jujur malah hancur
·Pedagang banyak tertipu
·Orang berjudi makin banyak (=adanya tempat-tempat perjudian yang legal, illegal, terselubung)
Akeh barang haram. Akeh anak haram.
Wong wadon nglamar wong lanang.
Wong lanang ngasorake drajate dhewe.
Akeh barang-barang mlebu luang.
Akeh wong kaliren lan wuda.
Wong tuku ngglenik sing dodol.Sing dodol akal okol.
Wong golek pangan kaya gabah diinteri.
Sing kebat kliwat. Sing telah sambat.
·Banyak barang haram, banyak anak haram
·Wanita melamar laki-laki (=> sekarang sudah banyak)
·Lelaki merendahkan martabatnya sendiri (= pengecut, gigolo, dsb)
·Banyak barang masuk lobang (jebakan)
·Banyak orang kelaparan dan tak berpakaian
·Orang mengandalkan "KLENIK" jika berbisnis
·Yang berbisnis, menggunakan kekuatan dan kelicikan
·Orang semakin susah mencari makan
·Yang salah keterlaluan, banyak orang yang mengeluh
Sing gedhe kesasar. Sing cilik kepleset.Sing anggak ketunggak.Sing wedi mati.
Sing nekat mbrekat.
·Yang besar kesasar. Yang kecil kepleset. Yang diam terpaku
·Yang takut mati. Yang nekat mencari berkat
Sing jerih ketindhih. Sing ngawur makmur.
Sing ngati-ati ngrintih. Sing ngedan keduman.
Sing waras nggagas.Wong tani ditaleni.
Wong dora ura-ura.
·Yang takut tertindih/terjajah. Yang ngawur makmur
·Yang berhati-hati merintih. Yang gila (harta) kebagian
·Yang waras berpikir. Petani diikat/dibelenggu
·Orang jahat bersenandung
Ratu ora netepi janji, musna panguwasane.
Bupati dadi rakyat. Wong cilik dadi priyayi.
Sing mendele dadi gedhe.Sing jujur kojur.
Akeh omah ing ndhuwur jaran.
·Penguasa yang tidak menepati janji, hilang kekuasaannya
·Bupati jadi rakyat (tidak punya kuasa)
·Orang kecil jadi intelek
·Yang jahat jadi besar, yang jujur hancur
·Banyak rumah di atas kuda (Tanah tak bertuan)
Wong mangan wong.
Anak lali bapak. Wong tuwa lali tuwane.
Pedagang adol barang saya laris. Bandhane saya ludhes.
Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan.
Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara.
·Orang makan orang (=banyak yang tega pada sesama, juga harafiahnya =>ada orang yang makan orang /kanibal)
·Anak lupa orang tuanya, orang tua lupa diri (tidak dewasa), seperti anak kecil pikirannya
·Pedagang yang berjualan laris. Tapi hartanya habis ludes,
·Banyak orang mati kelaparan, padahal banyak makanan di sampingnya (=Indonesia kaya hasil bumi /pangan, tapi rakyatnya masih kelaparan/ miskin)
·Banyak orang bergelimang harta, tapi hidupnya sengsara
Sing edan bisa dandan. Sing bengkong bisa nggalang gedhong.
Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil.
Ana peperangan ing njero. Timbul amarga para pangkat akeh sing padha salah paham.
·Yang Gila (harta), bisa berdandan (=> bisa kamuflase/bunglon) , yang bengkong/menipu malah mempunyai gedung,kekuasaan
·Orang benar dan adil hidupnya menderita dan terkucilkan.
·Ada perang tersembunyi (=> terror & perang saudara di mana-mana)
·Timbul karena pembesar yang salah paham
Durjana saya ngambra-ambra. Penjahat saya tambah.
Wong apik saya sengsara. Akeh wong mati jalaran saka peperangan.
·Durjana semakin berkuasa. Penjahat bertambah
·Orang baik sengsara. Banyak orang mati karena peperangan
Kebingungan lan kobongan. Wong bener saya thenger-thenger.
Wong salah saya bungah-bungah.
Akeh bandha musna ora karuan lungane. Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe
·Kebingungan dan kebakaran (=> akibat teror di mana-mana)
·Orang benar semakin diam terpaku kebingungan. Orang Salah malah bersuka
·Banyak Harta hilang tak jelas ke mana. Banyak pangkat & kedudukan hilang entah ke mana
Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram.
Bejane sing lali, bejane sing eling.
Nanging sauntung-untunge sing lali.
Isih untung sing waspada.
Angkara murka saya ndadi.
Kana-kene saya bingung.
·Banyak barang haram, banyak anak haram
· Beruntunglah yang "LUPA DIRI" dan beruntunglah yang "INGAT" (akan Tuhannya)
·Tapi seberuntung-beruntungnya yang LUPA (DIRI), masih beruntung yang "INGAT dan WASPADA" (akan nilai -nilai moralnya)
·Angkara murka semakin menjadi. Sana-sini kebingungan.
Pedagang akeh alangane. Akeh buruh nantang juragan.
Juragan dadi umpan. Sing suwarane seru oleh pengaruh.
Wong pinter diingar-ingar. Wong ala diuja.
Wong ngerti mangan ati.
Bandha dadi memala. Pangkat dadi pemikat.
Sing sawenang-wenang rumangsa menang.
·Pedagang banyak hambatan (=berbisnis banyak halangannya)
·Banyak buruh menentang juragan (=pemilik perusahaan) (=> sekarang kan banyak demo-demo buruh yang memperjuangkan hak2nya)
·Juragan jadi umpan (=> dimanfaatkan oleh penguasa), Yang banyak suara (pengaruh)
·Orang pintar dibodohi, diliciki, orang jahat dimanjakan
·Orang tahu (akan kebenaran) makan hati (sakit hati)
·Harta jadi musibah, pangkat jadi pemikat , yang berkuasa merasa menang
Sing ngalah rumangsa kabeh salah.
Ana Bupati saka wong sing asor imane.
Patihe kepala judhi.
Wong sing atine suci dibenci.
Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat.
Pemerasan saya ndadra.
·Yang mengalah merasa semua salah
· Ada bupati (=>penguasa daerah), yang rendah imannya
·Patihnya (=>Aparatnya) kepala judi (=> Mafia judi, maksiat)
·Orang berhati suci dibenci, Orang jahat dan penjilat semakin dapat kedudukan
·Pemerasan di mana-mana.
Maling lungguh wetenge mblenduk.
Pitik angrem saduwure pikulan.
Maling wani nantang sing duwe omah.
Begal pada ndhugal. Rampok padha keplok-keplok.
Wong momong mitenah sing diemong.
Wong jaga nyolong sing dijaga.
Wong njamin njaluk dijamin.
Akeh wong mendem donga.
Kana-kene rebutan unggul.
·Maling duduk perutnya buncit (=>Kayaknya Gaya KORUPTOR)
·Ayam mengeram di atas pikulan (=> pemaksaan pekerja, contoh TKW, ayam yang mengeram kan betina)
·Maling berani nantang yang punya rumah (=..KORUPTOR BERANI MENANTANG YANG PUNYA HAK /RAKYAT DI PENGADILAN)
·Begal/ Penjahat semakin menjadi, Perampok bertepuk tangan (BANYAK MAFIA YANG LOLOS DI PENGADILAN)
·Yang mengasuh memfitnah yang diasuh, yang mengangkat pejabat tapi menjatuhkan (=>mencari kambing hitam)
·Orang yang menjaga malah mencuri (=>banyak aparat yang "bermain")
·Orang yang menjamin minta dijamin (=> minta upeti)
·Banyak orang yang mengubur doa
·Sana-sini berebut kekuasaan
Angkara murka ngombro-ombro.
Agama ditantang.
Akeh wong angkara murka.
Nggedhekake duraka.
Ukum agama dilanggar.
Prikamanungsan di-iles-iles.
Kasusilan ditinggal.
Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi.
Wong cilik akeh sing kepencil. Amarga dadi korbane si jahat sing jajil.
·Angkara murka meraja lela, agama ditentang
·Banyak orang berbuat angkara murka, mengagungkan tindak durjana
·Hukum agama dilanggar, Perikemanusiaan diinjak-injak
·Kesusilaan ditinggalkan/diabaikan.
·Banyak orang gila (keduniawian), Jahat dan kehilangan akal budi
·Rakyat kecil makin terkucilkan karena menjadi korban yang jahat
Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit.
Negarane ambane saprawolon.
Tukang mangan suap saya ndadra.
Wong jahat ditampa.Wong suci dibenci.
·Kemudian ada Ratu (penguasa) yang berpengaruh dan punya tentara (militer)
·Negaranya seperdelapan (=>dunia, maksudnya luas sekali)
·Tukang makan suap semakin menjadi . (=> banyak orang menggunakan kekuasaannya untukkepentingan pribadi dengan makan suap)
·Orang Jahat diterima. Orang Suci dibenci
Sementara sampai disini dulu ulasan tentang ramalan.
Menafsirkan inti ramalan Jayabaya di atas, adalah ada suatu Jaman di Nusantara di mana kejahatan sudah meraja-lela, baik pemerintah, masyarakatnya, banyak yang melanggar norma-norma agama dan lupa diri.. Tapi akan ada suatu masa yang mengakhiri masa tersebut...
Bagaimana kita menyikapi ramalan tersebut... Terserah anda? Suka tidak suka, percaya tidak percaya ?
Tapi yang jelas Sang Prabu sudah diijinkan untuk melihat sekilas apa yang yang akan terjadi melampaui jamannya.. Tentu ada maksudnya... Apakah warning buat kita, apakah sekedar bahan bacaan menarik, apakah cuman mitos... Kita bisa memilihnya untuk kehidupan kita, yang mengandung konsekuensi sendiri-sendiri...
Terjemahan diatas adalah kutipan dari salah satu karya agung Prabu Jayabaya "Serat Jangka Jayabaya" , sebenarnya masih banyak isinya, tapi saya ulas sebagian :)
Sebenarnya Jangka Jayabaya ini adalah hasil terjemahan Pujangga besar : R.Ng Ranggawarsita ( 1804-1873 M/ sastrawan, filsuf dan juga peramal) dari hasil karya -karya ramalan Prabu Jayabaya yang telah dikumpulkan pustaka kraton Surakarta, sehingga yang digunakan adalah bahasa jawa sekarang, bukan aslinya Bahasa Jawa Kuno
Ingin ngintip lebih lanjut Jangka (ramalan) Jayabaya, silahkan menyimak tulisan saya dibawah
(Petikan Serat ini saya terjemahkan dan tafsirkan sesuai bahasa yang saya mengerti dan berbagai masukan dari pinisepuh tanah Jawi)
Akeh bapa lali anak. Akeh anak wani nglawan ibu.
Nantang bapa.Sedulur padha cidra.
Kulawarga padha curiga.Kanca dadi mungsuh.
Akeh manungsa lali asale.
Ukuman Ratu ora adil.Akeh pangkat sing jahat lan ganjil.
Akeh kelakuan sing ganjil.
· Banyak bapak melupakan anaknya. Banyak anak melawan bapaknya (orang tua) (=>di infotaintment banyak menayangkan)
· Saudara saling menyakiti keluarga
· Masa bekerja, ingin hidup seperti raja, mengumbar nafsu angkara murka, mengandalkan perbuatan cidra.
· Orang Benar terpaku diam, Orang Salah bersenang-senang, Orang Baik Tersingkirkan
Wong apik-apik padha kapencil. Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin.Luwih utama ngapusi.Wegah nyambut gawe.
Kepingin urip mewah.Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka.
·Orang baik terkucilkan. Banyak orang bekerja baik-baik /jujur yang malah malu
·Lebih baik berdusta
·Malas bekerja. Ingin hidup mewah
·Mengumbar angkara murka /kejahatan, mengagung-agungkan kejahatan
Wong bener thenger-thenger. Wong salah bungah.
Wong apik ditampik-tampik. Wong jahat munggah pangkat.
Wong agung kasinggung. Wong ala kapuja.
·Orang Benar terpaku. Orang Salah bergembira
·Orang Baik ditolak di mana-mana. Orang Jahat naik pangkat
·Orang Besar tersinggung. Orang Jelek dipuja
Wong wadon ilang kawirangane.
Wong lanang ilang kaprawirane.
Akeh wong lanang ora duwe bojo.
Akeh wong wadon ora setya marang bojone.
Akeh ibu padha ngedol anake.
Akeh wong wadon ngedol awake.
Akeh wong ijol bebojo.
Wong wadon nunggang jaran.
Wong lanang linggih plangki.
·Orang perempuan hilang malunya
·Lelaki hilang keberaniannya/ jadi pengecut
·Banyak laki-laki tidak beristri (=> menurut sensus jumlah perempuan lebih banyak)
·Banyak Wanita tidak setia/ berselingkuh
·Banyak ibu menjual anaknya
·Banyak wanita menjual diri, prostitusi (dalam berbagai bentuk)
·Wanita naik kuda (tafsir= wanita banyak menduduki posisi penting di pemerintahan)
·Laki-laki duduk di belakang (lelaki yang hilang martabatnya sebagai laki-laki)
Randha seuang loro.Prawan seaga lima.
Dhudha pincang laku sembilan uang.
·Janda seuang dapat 2 orang ( 50 sen) ( =banyak wanita mudah yang bercerai )· Perawan dijual murah
·Duda pincang laku 9 keping, (lebih mahal)
Akeh wong ngedol ngelmu.
Akeh wong ngaku-aku. Njabane putih njerone dhadhu.
Ngakune suci, nanging sucine palsu.Akeh bujuk akeh lojo.
Akeh udan salah mangsa.
Akeh prawan tuwa.Akeh randha nglairake anak.
Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne.
Agama akeh sing nantang.
·Banyak orang menjual "ilmu" (agama) (=>sekarang banyak orang mencari popularitas, politik, uang berkedok agama)
·Banyak orang mengaku-aku, Luarnya "PUTIH" dalamnya "MERAH DADU" (=>serigala berbulu domba)
·Mengaku "suci", tapi "sucinya" palsu. Banyak yang menipu
·Banyak hujan salah musim,
·Banyak perawan tua, banyak bayi tanpa bapak (lahir diluar nikah)
·Agama banyak yang menentang
Prikamanungsan saya ilang.
Omah suci dibenci. Omah ala saya dipuja.
Wong wadon lacur ing ngendi-endi.
Akeh laknat.Akeh pengkianat.
Anak mangan bapak. Sedulur mangan sedulur. Kanca dadi mungsuh.
Guru disatru. Tangga padha curiga
·Perikemanusiaan semakin hilang, tempat ibadah dibenci,
·Tempat maksiat dipuja, Prostitusi di mana-mana
·Banyak laknat, pengkhianat
·Anak mengorbankan bapak(berani), saudara tega dengan saudara
·Teman jadi musuh, Guru dilawan. Tetangga saling curiga
Kana-kene saya angkara murka.
Sing weruh kebubuhan.
Sing ora weruh ketutuh.
Besuk yen ana peperangan.
Teka saka wetan, kulon, kidul lan lor.
Akeh wong becik saya sengsara.
Wong jahat saya seneng.
Wektu iku akeh dhandhang diunekake kuntul.
·Sana-sini semakin terjadi angkara murka
·Yang tahu terjebak, yang tidak tahu tersentuh
·Besok jika ada peperangan di timur,barat, utara ,selatan (berbagai belahan dunia dan negara)
·Banyak rakyat kecil menderita, orang jahat semakin bergembira
·Waktu itu banyak Dandang (tempat menanak nasi) dibunyikan oleh burung kuntul (sejenis burung sawah)
Wong salah dianggep bener. Pengkhianat nikmat.
Durjana saya sempurna. Wong jahat munggah pangkat. Wong lugu kebelenggu.
·Orang salah dianggap benar, pengkhianat nikmat, durjana semakin sempurna
·Orang jahat naik pangkat, Orang lugu/jujur terbelenggu/ dipenjara
Wong mulya dikunjara. Sing curang garang.Sing jujur kojur.
Pedagang akeh sing keplarang.
Wong main akeh sing ndadi.
·Orang berhati mulya dipenjara. Yang curang semakin garang/ berani, yang jujur malah hancur
·Pedagang banyak tertipu
·Orang berjudi makin banyak (=adanya tempat-tempat perjudian yang legal, illegal, terselubung)
Akeh barang haram. Akeh anak haram.
Wong wadon nglamar wong lanang.
Wong lanang ngasorake drajate dhewe.
Akeh barang-barang mlebu luang.
Akeh wong kaliren lan wuda.
Wong tuku ngglenik sing dodol.Sing dodol akal okol.
Wong golek pangan kaya gabah diinteri.
Sing kebat kliwat. Sing telah sambat.
·Banyak barang haram, banyak anak haram
·Wanita melamar laki-laki (=> sekarang sudah banyak)
·Lelaki merendahkan martabatnya sendiri (= pengecut, gigolo, dsb)
·Banyak barang masuk lobang (jebakan)
·Banyak orang kelaparan dan tak berpakaian
·Orang mengandalkan "KLENIK" jika berbisnis
·Yang berbisnis, menggunakan kekuatan dan kelicikan
·Orang semakin susah mencari makan
·Yang salah keterlaluan, banyak orang yang mengeluh
Sing gedhe kesasar. Sing cilik kepleset.Sing anggak ketunggak.Sing wedi mati.
Sing nekat mbrekat.
·Yang besar kesasar. Yang kecil kepleset. Yang diam terpaku
·Yang takut mati. Yang nekat mencari berkat
Sing jerih ketindhih. Sing ngawur makmur.
Sing ngati-ati ngrintih. Sing ngedan keduman.
Sing waras nggagas.Wong tani ditaleni.
Wong dora ura-ura.
·Yang takut tertindih/terjajah. Yang ngawur makmur
·Yang berhati-hati merintih. Yang gila (harta) kebagian
·Yang waras berpikir. Petani diikat/dibelenggu
·Orang jahat bersenandung
Ratu ora netepi janji, musna panguwasane.
Bupati dadi rakyat. Wong cilik dadi priyayi.
Sing mendele dadi gedhe.Sing jujur kojur.
Akeh omah ing ndhuwur jaran.
·Penguasa yang tidak menepati janji, hilang kekuasaannya
·Bupati jadi rakyat (tidak punya kuasa)
·Orang kecil jadi intelek
·Yang jahat jadi besar, yang jujur hancur
·Banyak rumah di atas kuda (Tanah tak bertuan)
Wong mangan wong.
Anak lali bapak. Wong tuwa lali tuwane.
Pedagang adol barang saya laris. Bandhane saya ludhes.
Akeh wong mati kaliren ing sisihe pangan.
Akeh wong nyekel bandha nanging uripe sangsara.
·Orang makan orang (=banyak yang tega pada sesama, juga harafiahnya =>ada orang yang makan orang /kanibal)
·Anak lupa orang tuanya, orang tua lupa diri (tidak dewasa), seperti anak kecil pikirannya
·Pedagang yang berjualan laris. Tapi hartanya habis ludes,
·Banyak orang mati kelaparan, padahal banyak makanan di sampingnya (=Indonesia kaya hasil bumi /pangan, tapi rakyatnya masih kelaparan/ miskin)
·Banyak orang bergelimang harta, tapi hidupnya sengsara
Sing edan bisa dandan. Sing bengkong bisa nggalang gedhong.
Wong waras lan adil uripe nggrantes lan kepencil.
Ana peperangan ing njero. Timbul amarga para pangkat akeh sing padha salah paham.
·Yang Gila (harta), bisa berdandan (=> bisa kamuflase/bunglon) , yang bengkong/menipu malah mempunyai gedung,kekuasaan
·Orang benar dan adil hidupnya menderita dan terkucilkan.
·Ada perang tersembunyi (=> terror & perang saudara di mana-mana)
·Timbul karena pembesar yang salah paham
Durjana saya ngambra-ambra. Penjahat saya tambah.
Wong apik saya sengsara. Akeh wong mati jalaran saka peperangan.
·Durjana semakin berkuasa. Penjahat bertambah
·Orang baik sengsara. Banyak orang mati karena peperangan
Kebingungan lan kobongan. Wong bener saya thenger-thenger.
Wong salah saya bungah-bungah.
Akeh bandha musna ora karuan lungane. Akeh pangkat lan drajat pada minggat ora karuan sababe
·Kebingungan dan kebakaran (=> akibat teror di mana-mana)
·Orang benar semakin diam terpaku kebingungan. Orang Salah malah bersuka
·Banyak Harta hilang tak jelas ke mana. Banyak pangkat & kedudukan hilang entah ke mana
Akeh barang-barang haram, akeh bocah haram.
Bejane sing lali, bejane sing eling.
Nanging sauntung-untunge sing lali.
Isih untung sing waspada.
Angkara murka saya ndadi.
Kana-kene saya bingung.
·Banyak barang haram, banyak anak haram
· Beruntunglah yang "LUPA DIRI" dan beruntunglah yang "INGAT" (akan Tuhannya)
·Tapi seberuntung-beruntungnya yang LUPA (DIRI), masih beruntung yang "INGAT dan WASPADA" (akan nilai -nilai moralnya)
·Angkara murka semakin menjadi. Sana-sini kebingungan.
Pedagang akeh alangane. Akeh buruh nantang juragan.
Juragan dadi umpan. Sing suwarane seru oleh pengaruh.
Wong pinter diingar-ingar. Wong ala diuja.
Wong ngerti mangan ati.
Bandha dadi memala. Pangkat dadi pemikat.
Sing sawenang-wenang rumangsa menang.
·Pedagang banyak hambatan (=berbisnis banyak halangannya)
·Banyak buruh menentang juragan (=pemilik perusahaan) (=> sekarang kan banyak demo-demo buruh yang memperjuangkan hak2nya)
·Juragan jadi umpan (=> dimanfaatkan oleh penguasa), Yang banyak suara (pengaruh)
·Orang pintar dibodohi, diliciki, orang jahat dimanjakan
·Orang tahu (akan kebenaran) makan hati (sakit hati)
·Harta jadi musibah, pangkat jadi pemikat , yang berkuasa merasa menang
Sing ngalah rumangsa kabeh salah.
Ana Bupati saka wong sing asor imane.
Patihe kepala judhi.
Wong sing atine suci dibenci.
Wong sing jahat lan pinter jilat saya derajat.
Pemerasan saya ndadra.
·Yang mengalah merasa semua salah
· Ada bupati (=>penguasa daerah), yang rendah imannya
·Patihnya (=>Aparatnya) kepala judi (=> Mafia judi, maksiat)
·Orang berhati suci dibenci, Orang jahat dan penjilat semakin dapat kedudukan
·Pemerasan di mana-mana.
Maling lungguh wetenge mblenduk.
Pitik angrem saduwure pikulan.
Maling wani nantang sing duwe omah.
Begal pada ndhugal. Rampok padha keplok-keplok.
Wong momong mitenah sing diemong.
Wong jaga nyolong sing dijaga.
Wong njamin njaluk dijamin.
Akeh wong mendem donga.
Kana-kene rebutan unggul.
·Maling duduk perutnya buncit (=>Kayaknya Gaya KORUPTOR)
·Ayam mengeram di atas pikulan (=> pemaksaan pekerja, contoh TKW, ayam yang mengeram kan betina)
·Maling berani nantang yang punya rumah (=..KORUPTOR BERANI MENANTANG YANG PUNYA HAK /RAKYAT DI PENGADILAN)
·Begal/ Penjahat semakin menjadi, Perampok bertepuk tangan (BANYAK MAFIA YANG LOLOS DI PENGADILAN)
·Yang mengasuh memfitnah yang diasuh, yang mengangkat pejabat tapi menjatuhkan (=>mencari kambing hitam)
·Orang yang menjaga malah mencuri (=>banyak aparat yang "bermain")
·Orang yang menjamin minta dijamin (=> minta upeti)
·Banyak orang yang mengubur doa
·Sana-sini berebut kekuasaan
Angkara murka ngombro-ombro.
Agama ditantang.
Akeh wong angkara murka.
Nggedhekake duraka.
Ukum agama dilanggar.
Prikamanungsan di-iles-iles.
Kasusilan ditinggal.
Akeh wong edan, jahat lan kelangan akal budi.
Wong cilik akeh sing kepencil. Amarga dadi korbane si jahat sing jajil.
·Angkara murka meraja lela, agama ditentang
·Banyak orang berbuat angkara murka, mengagungkan tindak durjana
·Hukum agama dilanggar, Perikemanusiaan diinjak-injak
·Kesusilaan ditinggalkan/diabaikan.
·Banyak orang gila (keduniawian), Jahat dan kehilangan akal budi
·Rakyat kecil makin terkucilkan karena menjadi korban yang jahat
Banjur ana Ratu duwe pengaruh lan duwe prajurit.
Negarane ambane saprawolon.
Tukang mangan suap saya ndadra.
Wong jahat ditampa.Wong suci dibenci.
·Kemudian ada Ratu (penguasa) yang berpengaruh dan punya tentara (militer)
·Negaranya seperdelapan (=>dunia, maksudnya luas sekali)
·Tukang makan suap semakin menjadi . (=> banyak orang menggunakan kekuasaannya untukkepentingan pribadi dengan makan suap)
·Orang Jahat diterima. Orang Suci dibenci
Sementara sampai disini dulu ulasan tentang ramalan.
Menafsirkan inti ramalan Jayabaya di atas, adalah ada suatu Jaman di Nusantara di mana kejahatan sudah meraja-lela, baik pemerintah, masyarakatnya, banyak yang melanggar norma-norma agama dan lupa diri.. Tapi akan ada suatu masa yang mengakhiri masa tersebut...
Bagaimana kita menyikapi ramalan tersebut... Terserah anda? Suka tidak suka, percaya tidak percaya ?
Tapi yang jelas Sang Prabu sudah diijinkan untuk melihat sekilas apa yang yang akan terjadi melampaui jamannya.. Tentu ada maksudnya... Apakah warning buat kita, apakah sekedar bahan bacaan menarik, apakah cuman mitos... Kita bisa memilihnya untuk kehidupan kita, yang mengandung konsekuensi sendiri-sendiri...
Terjemahan diatas adalah kutipan dari salah satu karya agung Prabu Jayabaya "Serat Jangka Jayabaya" , sebenarnya masih banyak isinya, tapi saya ulas sebagian :)
Ramalan Jayabaya (mengugkap tanda-tanda zaman)
Ramalan Jayabaya, Ratu Adil, dan Zaman Keemasan Indonesia.
Ramalan Jayabaya ditulis ratusan tahun yang lalu, oleh seorang raja yang adil dan bijaksana di Mataram. Raja itu bernama Prabu Jayabaya (1135-1159). Ramalannya kelihatannya begitu mengena dan bahkan masih diperhatikan banyak orang ratusan tahun setelah kematiannya. Bung Karno pun juga merasa perlu berkomentar tentang ramalan ini.
“Tuan-tuan Hakim, apakah sebabnya rakyat senantiasa percaya dan menunggu-nunggu datangnya “Ratu Adil”, apakah sebabnya sabda Prabu Jayabaya sampai hari ini masih terus menyalakan harapan rakyat ? Tak lain ialah karena hati rakyat yang menangis itu, tak habis-habisnya menunggu-nunggu, mengharap-harapkan datangnya pertolongan. Sebagaimana orang yang dalam kegelapan, tak berhenti-berhentinya menunggu-nunggu dan mengharap-harap “Kapan, kapankah Matahari terbit?”.
Sukarno, 1930, Indonesia Menggugat
Ramalan Jayabaya ini memang lumayan fenomenal, banyak ramalannya yang bisa ditafsirkan “mirip” keadaan sekarang. Diantaranya :
Nah, naik turunnya peradaban sebenarnya sudah banyak dianalisis, bahkan sejak ratusan tahun lalu. Diantaranya oleh Ibnu Khaldun (Muqaddimah, 1337, Wikipedia : Ibn Khaldun), Gibbon (Decline and Fall, 1776), Toynbee (A Study of History), atau Jared Diamond. Intinya sederhana. Manusia atau bangsa, bisa berubah. Manusia bisa lupa, dan sebaliknya juga bisa belajar. Bangsa bisa bangkit, hancur, dan bisa juga bangkit lagi.
“Selama kaum intelek Bumiputra belum bisa mengemukakan keberatan-keberatan bangsanya, maka perbuatan-perbuatan yang mendahsyatkan itu (pemberontakan) adalah pelaksanaan yang sewajarnya dari kemarahan-kemarahan yang disimpan … terhadap usaha bodoh memerintah rakyat dengan tidak memperhatikan dengan sungguh-sungguh keinginan-keinginan dan kepentingan-kepentingan mereka…”
Satria piningit, adalah orang-orang yang peduli pada bangsanya, berilmu tinggi, dan telah memutuskan untuk berbuat sesuatu. Merekalah, dan hanya merekalah yang bisa melawan kehancuran, dan akhirnya membangkitkan peradaban.
Di jaman kegelapan, selalu ada saja orang yang belajar. Diantara banyak orang lupa, selalu ada saja orang baik. Bahkan walau cuma satu orang. Kadang, kerusakan itu justru membakar jiwanya untuk berbuat sesuatu. Belajar, Berjuang, Berkorban. Seperti Nabi Muhammad yang melihat bangsanya hancur, atau Sukarno yang melihat bangsanya diinjak-injak. Mereka lalu berjuang menyelamatkan bangsanya. Promethean, Ratu Adil yang mendatangkan zaman kebaikan.
Ramalan Jayabaya mungkin bisa dipahami secara ilmiah, bahwa manusia dan peradaban memang selalu bisa bangkit, hancur, dan bangkit lagi. Dan mungkin karena Jayabaya menyadari manusia bisa lupa, dia sengaja menulis ini sebagai peringatan agar manusia tidak lupa. Dan itulah satu tanda kearifan sang Prabu Jayabaya.
Percaya atau tidak ? Anda tidak perlu percaya, tidak perlu tidak percaya. Bagaimanapun ini adalah cerita yang penuh pesan. Belipit, Ornot.
RAMALAN JAYABAYA, adalah ramalan tentang keadaan Nusantara di suatu masa di masa datang. Dalam Ramalan Jayabaya itu dikatakan, akan datang satu masa penuh bencana.
Gunung-gunung akan meletus, bumi berguncang-guncang, laut dan sungai, akan meluap. Ini akan menjadi masa penuh penderitaan. Masa kesewenang-wenangan dan ketidakpedulian. Masa orang-orang licik berkuasa, dan orang-orang baik akan tertindas. Tapi, setelah masa yang paling berat itu, akan datang jaman baru, jaman yang penuh kemegahan dan kemuliaan. Zaman Keemasan Nusantara. Dan jaman baru itu akan datang setelah datangnya sang Ratu Adil, atau Satria Piningit.
Gunung-gunung akan meletus, bumi berguncang-guncang, laut dan sungai, akan meluap. Ini akan menjadi masa penuh penderitaan. Masa kesewenang-wenangan dan ketidakpedulian. Masa orang-orang licik berkuasa, dan orang-orang baik akan tertindas. Tapi, setelah masa yang paling berat itu, akan datang jaman baru, jaman yang penuh kemegahan dan kemuliaan. Zaman Keemasan Nusantara. Dan jaman baru itu akan datang setelah datangnya sang Ratu Adil, atau Satria Piningit.
Ramalan Jayabaya ditulis ratusan tahun yang lalu, oleh seorang raja yang adil dan bijaksana di Mataram. Raja itu bernama Prabu Jayabaya (1135-1159). Ramalannya kelihatannya begitu mengena dan bahkan masih diperhatikan banyak orang ratusan tahun setelah kematiannya. Bung Karno pun juga merasa perlu berkomentar tentang ramalan ini.
“Tuan-tuan Hakim, apakah sebabnya rakyat senantiasa percaya dan menunggu-nunggu datangnya “Ratu Adil”, apakah sebabnya sabda Prabu Jayabaya sampai hari ini masih terus menyalakan harapan rakyat ? Tak lain ialah karena hati rakyat yang menangis itu, tak habis-habisnya menunggu-nunggu, mengharap-harapkan datangnya pertolongan. Sebagaimana orang yang dalam kegelapan, tak berhenti-berhentinya menunggu-nunggu dan mengharap-harap “Kapan, kapankah Matahari terbit?”.
Sukarno, 1930, Indonesia Menggugat
Ramalan Jayabaya ini memang lumayan fenomenal, banyak ramalannya yang bisa ditafsirkan “mirip” keadaan sekarang. Diantaranya :
1. Datangnya bangsa berkulit pucat yang membawa tongkat yang bisa membunuh dari jauh dan bangsa berkulit kuning dari Utara ( jaman penjajahan ).
2. “kreto mlaku tampo jaran”, “Prau mlaku ing nduwur awang-awang”, kereta tanpa kuda dan perahu yang berlayar di atas awan (mobil dan pesawat terbang?)
3. Datangnya jaman penuh bencana di Nusantara (Lindu ping pitu sedino, lemah bengkah, Pagebluk rupo-rupo, gempa 7 x sehari, tanah pecah merekah, bencana macam-macam.
4. Dan ia bahkan (mungkin) juga meramalkan global warming, “Akeh udan salah mongso”, datangnya masa dimana hujan salah musim.
Nah, naik turunnya peradaban sebenarnya sudah banyak dianalisis, bahkan sejak ratusan tahun lalu. Diantaranya oleh Ibnu Khaldun (Muqaddimah, 1337, Wikipedia : Ibn Khaldun), Gibbon (Decline and Fall, 1776), Toynbee (A Study of History), atau Jared Diamond. Intinya sederhana. Manusia atau bangsa, bisa berubah. Manusia bisa lupa, dan sebaliknya juga bisa belajar. Bangsa bisa bangkit, hancur, dan bisa juga bangkit lagi.
Bagaimana dengan Satria Piningit ?
Banyak juga teori tentang manusia-manusia istimewa yang datang membawa perubahan. Di dunia, orang-orang itu sering disebut “Promethean”, diambil dari nama dewa Yunani Prometheus yang memberikan api (pencerahan) pada manusia. Toynbee menamakannya Creative Minorities. Tapi mereka bukan sekedar “manusia-manusia ajaib”, melainkan orang-orang yang memiliki kekuatan dahsyat, yaitu kekuatan ilmu, dan kecintaan pada bangsanya, sesama manusia, dan pada Tuhannya. Lihat misalnya berapa banyak hadis Nabi Muhammad tentang pentingnya ilmu. Dan perhatikan lanjutan pidato Bung Karno ini :
“Selama kaum intelek Bumiputra belum bisa mengemukakan keberatan-keberatan bangsanya, maka perbuatan-perbuatan yang mendahsyatkan itu (pemberontakan) adalah pelaksanaan yang sewajarnya dari kemarahan-kemarahan yang disimpan … terhadap usaha bodoh memerintah rakyat dengan tidak memperhatikan dengan sungguh-sungguh keinginan-keinginan dan kepentingan-kepentingan mereka…”
Satria piningit, adalah orang-orang yang peduli pada bangsanya, berilmu tinggi, dan telah memutuskan untuk berbuat sesuatu. Merekalah, dan hanya merekalah yang bisa melawan kehancuran, dan akhirnya membangkitkan peradaban.
Di jaman kegelapan, selalu ada saja orang yang belajar. Diantara banyak orang lupa, selalu ada saja orang baik. Bahkan walau cuma satu orang. Kadang, kerusakan itu justru membakar jiwanya untuk berbuat sesuatu. Belajar, Berjuang, Berkorban. Seperti Nabi Muhammad yang melihat bangsanya hancur, atau Sukarno yang melihat bangsanya diinjak-injak. Mereka lalu berjuang menyelamatkan bangsanya. Promethean, Ratu Adil yang mendatangkan zaman kebaikan.
Ramalan Jayabaya mungkin bisa dipahami secara ilmiah, bahwa manusia dan peradaban memang selalu bisa bangkit, hancur, dan bangkit lagi. Dan mungkin karena Jayabaya menyadari manusia bisa lupa, dia sengaja menulis ini sebagai peringatan agar manusia tidak lupa. Dan itulah satu tanda kearifan sang Prabu Jayabaya.
Mungkin, ini juga dorongan pada manusia agar selalu berbesar hati, optimis. Bahwa di saat yang paling berat sekalipun, suatu hari akhirnya akan datang juga Masa Kesadaran, Masa Kebangkitan Besar, Masa Keemasan Nusantara.
Percaya atau tidak ? Anda tidak perlu percaya, tidak perlu tidak percaya. Bagaimanapun ini adalah cerita yang penuh pesan. Belipit, Ornot.
Langganan:
Postingan (Atom)